Ibu…
Tidak terasa ya, sudah begitu lama dirimu pergi, sudah
sangat lama kita berpisah. Aku masih dua tahun-an kala itu, ketika dirimu
tiada. Raut wajahmu saja, tidak bisa aku mengingatnya. Apalagi pelukan dan kasihmu.
Terlalu belia aku saat itu. Aku hanya bisa mendengar dari cerita
keluarga dan orang-orang sekitar, bahwa dirimu adalah ibu yang sangat tegas
namun penuh kasih. Mereka pun bertutur, saat kepergianmu, aku hanya sibuk bermain.
Tidak ada kesedihan ataupun tangisan sama sekali. Aku sangat riang karena
begitu banyak orang yang datang. Maafkan aku yang saat itu tidak mengerti akan
arti sebuah kehilangan. Aku tidak memahami, bahwa hari itu adalah terakhir
kalinya aku bisa bertemu denganmu. Aku pun sepertinya tidak pernah merindukan
dirimu setelah kepergianmu. Maafkan aku, ibu…
Ibu…
Saat beranjak remaja, aku mulai mencari dan merindukan
sosokmu. Aku mulai mempertanyakan kenapa dirimu pergi begitu cepat. Kenapa
dirimu tidak seperti ibu-ibu lain yang selalu menemani hari-hari anak mereka.
Aku sepertinya merasa dirimu egois dan Tuhan tidak adil. Kenapa teman-temanku bisa bersama ibu mereka dengan waktu yang lebih lama, tetapi kenapa dirimu
tidak. Aku selalu iri melihat teman-teman yang dipeluk ibunya, iri mendengar
cerita mereka tentang ibunya, bahkan aku terkadang iri melihat mereka dimarahi
oleh ibunya. Betapa aku sangat menginginkan dirimu hadir kembali dalam hidupku
kala itu. Aku mendambakan dekapan yang tidak pernah kurasakan. Mengharapkan
kasih sayangmu yang sangat aku harapkan. Aku rindu, ibu…
Ibu…
Setelah dewasa, baru aku menyadari arti kepergianmu.
Bukan karena egoismu atau Tuhan yang tidak adil. Tetapi karena memang sudah
waktunya dirimu pergi. Andaikata bisa memilih, kau pun ingin tetap bersama
kami, anak-anakmu. Melihat kami tumbuh dewasa. Kepergianmu mungkin juga karena
Tuhan tidak ingin kami menyakiti dirimu. Betapa banyak aku mendengar
orang-orang yang mengeluhkan ibu mereka, ibu yang terlalu mengekang, terlalu
cerewet, terlalu mengatur atau bahkan ibu yang terlalu diam sekalipun ada saja
salah di mata mereka. Aku mungkin saja bisa menjadi seperti mereka andai diberi
kesempatan bersamamu lebih lama. Tidak menghargai arti kehadiranmu. Terima
kasih telah hadir di kehidupanku, walau hanya sebentar, ibu…
Ibu…
Maafkan aku yang terkadang alpa menyebut namamu dalam
doaku. Aku terlalu sibuk walau hanya sekedar untuk mendoakanmu. Bukan, bukan
karena aku melupakanmu. Anakmu ini terkadang lalai hanya untuk sekedar meminta
kebaikan untukmu di sana. Anak seperti ini kah yang mungkin akan menjaga masa tuamu
andai kau masih ada? Aku mungkin saja lebih memilih kesibukanku sendiri
daripada bercengkrama denganmu. Aku mungkin juga lebih memilih pergi bersama
teman-temanku daripada menemanimu di kala senggangku. Anakmu ini mungkin saja hanya
akan mengunjungimu bila sempat. Pantaskah aku berharap kau seharusnya lebih
lama bersamaku? Di sana adalah tempat terbaikmu. Aku menyayangimu, ibu…
Ibu…
Aku sudah merelakan pergimu. Namun ada saat dimana aku
merindukanmu. Bukan karena aku anak yang rapuh. Aku hanya ingin sejenak
merasakan kehadiranmu, kasihmu. Kasih yang tidak pernah tertanam dalam
memoriku. Sedikitpun, benar-benar tidak ada bayangan tentangmu. Tetapi dirimu selalu ada di hatiku. Kau tahu ibu,
dalam diam aku terkadang menangis mengingatmu. Di saat seperti itu aku ingin
kau mendekapku, membelaiku dengan penuh sayang. Kau pasti menganggap aku
cengeng. Biarlah, yang penting aku bisa mengenangmu dengan caraku. Bahagialah
di sana, ibu…
Ibu…
Apakabarmu di sana? Semoga dirimu selalu mendapatkan
tempat terbaik. Selalu dijaga para malaikat. Semoga tempat peristirahatanmu
selalu dilapangkan dan diterangkan. Semoga dirimu selalu tenang dan damai di
sana. Anakmu di sini juga baik-baik saja. Yah, terkadang ada masalah yang
datang silih berganti. Tetai percayalah, aku bisa melewati semuanya. Anakmu
ini cukup tangguh ibu. Banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu. Tetapi aku
tidak ingin mengganggu istirahatmu. Tidurlah dengan tersenyum dan bahagia.
Peluk cium dari anakmu. Terima kasih untuk semuanya, ibu…
Mother, how are you today?
Here is a note from your daughter
With me everything is ok
Mother, how are you today?
Mother, how are you today?
Here is a note from your daughter
With me everything is ok
Mother, how are you today?
*****
Dee