19 Oktober 2013



Alhamdulillah, tahun ini bisa mewujudkan beberapa hal yang ada dalam daftar mimpi-mimpi yang ingin diwujudkan. Salah satunya adalah :

23. Nonton konser CN Blue, kalau bisa di negaranya alias Korea. Habisnya di Indonesia batal sih hahaha. Catat ya ini band bukan boyband hihihi. Nggak dosa juga sih kalau suka sama boyband atau girlband hahaha. Setiap orang berhak punya selera yang berbeda- beda (jiah sok bijaksana). Target tergantung kapan bandnya konser dan ke Koreanya.

CN Blue adalah grup band beraliran pop rock yang terdiri dari Jung Yong Hwa, Lee Jong Hyun, Lee Jung Shin & Kang Min Hyuk. Awalnya suka lagu-lagu dari band ini karena nonton We Got Married, dimana Yong Hwa dan Seohyun SNSD jadi pasangan suami istri dalam variety show tersebut (Goguma Couple). Seorang teman mengenalkan variety show ini dan menyuruh aku untuk mendengar lagu-lagu CN Blue. Karena selama ini aku lebih menyukai drama-drama, ketimbang musik dan variety show Korea. Dan ternyata lagu-lagunya seru dan asik. Mereka tidak hanya sekedar menyanyi atau memainkan alat musik, tetapi juga menciptakan dan aransemen lagu-lagu mereka sendiri. Dan kebetulan tampang mereka cakep-cakep hahaha. Jadi nilai lebih tersendiri deh :P

Ketika tahu ini band mau konser di Indonesia antusias banget. Tapi masih ragu ketika mau membeli tiketnya. Selain dikarenakan masih trauma dengan batalnya konser tahun 2011 padahal sudah beli tiket, batal 2 hari sebelum konser, juga masih ragu kalau nonton sendirian. Secara selama ini nggak pernah tuh yang namanya nonton konser beneran hahaha. Kalau konser musik sekecamatan jaman dulu sih pernah nonton :D


Beberapa hari yang lalu, chatting dengan teman, yang sudah lama tidak berjumpa. Nggak kenal-kenal banget juga sih. Biasalah pasti pertanyaan seputar sudah menikah, berapa anaknya. Sudah terbisa sih dengan pertanyaannya. Yang sedikit mengusik adalah jawaban sang teman ketika aku bilang belum menikah. "Kamu terlalu milih-milih kali". What? Sotoy banget nih orang.

Karena kejadian ini tiba-tiba ingat pernah punya tulisan yang dulu dikirim ke lombanya Mbak Risa.
**********
Nikah buruan! Mau tunggu apa lagi? Keburu kiamat!
Saya mau menunggu waktu. Memangnya kalau kiamat, waktu mau mati ditanya ya sudah menikah atau belum? Tidak ada hubungannya juga. Saya juga ingin menikah. Siapa yang tidak mau? Pertanyaan yang sering dilontarkan keluarga, saudara dan teman. Saya terusik? Dengan umur 33 37 tahun seperti sekarang bohong kalau saya katakan tidak terusik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut saya menganggapnya sekarang ini bukti mereka perduli pada saya. Mereka menyayangi saya. Positive thinking.

Berada dalam pikiran sekarang ini saya membutuhkan proses. Dulu saya akan merasa sangat tersinggung dengan pertanyaan-pertanyaan seputar pernikahan. Ketika saya menjelang umur 30. Ketika bertemu saudara, ataupun teman mereka mempertanyakan kesendirian saya, bibir saya memang menjawab manis, tetapi tidak hati saya. Saya memang berusaha untuk tersenyum. Kenapa tidak sekalian menanyakan kapan saya mati? Mereka percaya bukan kalau rezeki, jodoh, dan ajal ada ditangan Tuhan. Benar mereka bertanya dengan nada yang manis. Tetapi bagi saya saat itu pertanyaan mereka tidak manis didengar telinga.

Inilah yang ada dibenak saya dulu ketika pertanyaan-pertanyaan berikut dipertanyakan:

“Mau nunggu apalagi, umur terus bertambah lho?”
Saya tahu waktu terus berjalan, saya tidak akan mungkin menahan lajunya waktu. Tetapi saya tidak menunggu apa-apa. Saya tidak mengejar siapa-siapa. Memangnya tidak boleh ya, dengan bertambahnya umur tetapi kita belum berumah tangga. Apakah saya harus kejar-mengejar dengan waktu? Seolah-olah ada bom waktu yang menghantui saya. Dan bom itu akan meledak jika saya belum juga menikah. Kalau iya, lebih baik saya mencari penjinak bom.

29 September 2012


Incheon, pukul 08.30. Aku sudah ada di Korea! Lagi! Rasanya sangat tidak percaya bisa kembali menginjakkan kaki di negara ginseng ini. Pengen teriak, tapi nanti dikira norak hahaha. Salah satu resolusi di tahun 2012 sudah tercapai. Chukae Dee!


Melewati imigrasi, tidak ada masalah. Malah nggak ditanya-tanya tuh mau ngapain di Korea. Mungkin karena sudah pernah kali ya. Ketika keluar dari pintu kedatangan, aku celingak celinguk mencari seseorang. Kenapa dia belum datang ya? Siapa Dee? Hyun bin hahaha. Pletak, kejatuhan duren.

Dari Incheon kami memutuskan untuk naik subway ke Seoul. Lebih murah daripada naik bus. Kalau naik bus kami harus mengeluarkan uang 10.000 won (sekitar Rp 89.000), sementara untuk naik subway dari Incheon ke Hongik Station hanya perlu membayar 4,000 won (sekitar Rp 35.600). Awalnya sempat turun naik eskalator nyari stasiun subwaynya. Setelah bertanya beberapa kali ketemu juga. Ketika mau membeli tiket juga sedikit bingung, kami minta tolong sama dua orang cewek yang sedang membeli tiket juga. Mereka kemudian bantuin kami.

Sekitar jam 11 kami sampai di Hongik Station, janjian dengan Aai dan Loli. Kemudian kami akan naik subway lagi harusnya menuju Hapjeong Station. Tetapi berhubung rasanya dekat, akhirnya kami nekat jalan. Dulu berasa dekat karena nggak geret-geret koper. Sekarang sambil geret-geret koper lumayan juga rasanya. Untung trotoarnya bagus dan lebar.

Ada sedikit masalah, kami kesulitan membaca peta dari KIM’S guesthouse. Rasanya perjalanan makin jauh. Bertanya pada serang bapak-bapak satpam, kirain orang Korea, tahunya orang China. Dia malah nunjuk-nunjuk YG Entertainment. Ya hostel yang kami tuju memang dekat dengan YG Entertainment. Dikira kami nyari Big Bang kali sama si bapak. Kami nyari Bang Toyip huahahaha.

28 September 2012


Ke Korea? Lagi? Dihhh kaya amat hahaha. Hahaha tidakkk, ini juga hasil menabung. Menyisihkan uang sedikit demi sedikit. Sampai-sampai makan pun hanya tiga kali sehari. Hahaha ya iyalah.

Kenapa harus ke Korea? Dan lagi? Katanya kalau ke Korea belum ke Sungai Han berarti belum ke Korea. Nah mungkin itu penyebabnya kenapa keinginan untuk kembali ke Korea sangat kuat, karena diperjalanan yang pertama kami belum sempat berkunjung ke Sungai Han. Dan sepertinya masih ada cinta yang belum terselesaikan di Korea. Hahaha lebay.

Sebenarnya tidak ada juga niat untuk secepat itu kembali ke Korea. Ketika tahun 2011 ke sana, berfikir dua atau tiga tahun lagi akan ke sana. Tetapi karena sebuah twit yang sangat menggoda, keinginan itu menjadi kuat. Konon ceritanya ketika suatu malam bulan Februari 2012, aku membaca sebuah twit dari Garuda Indonesia (Garuda harusnya bayarnya, namanya aku bawa-bawa hahaha). Ada promo tiket. Kalau nggak salah waktu itu promo early bird atau best deal, (lupa pastinya) yang harga bisa mencapai separuh harga. Aku awalnya agak-agak nggak percaya, berhubung penerbangan yang biasanya biasa ngasih promo dan harga murah meriah, buka webnya kalau lagi promo bisa waiting list, bener-bener waiting sampai bosan sendiri hahaha.

06 & 07 Juni 2011 ( N-Tower, Dongdaemun)


Hari ini, hari terakhir kami di Korea. Sedih deh. Kemaren sempat sedih juga karena Luna karena sesuatu dan lain hal harus pindah hostel. Dia hanya meninggalkan sepucuk surat buat kami. Nggak sempat pamitan deh sama Luna. Sekarang kabarnya dia sudah ada di Australia untuk kuliah. Good luck Luna, semoga kuliahnya lancar dan sukses!

Yuk mari kita ke lokasi terakhir yang mau dituju. N-Seoul Tower. Beberapa drama Korea mengambil setting di sini. Salah satunya yang terkenal adalah Boys Before Flowers. Dan sering banget aku melihat di drama Korea, N-Seoul Tower keliatan dari kejauhan. Jadi latar belakang. Coba perhatiin deh, kayaknya hampir tiap drama ada.

Untuk menuju N-Seoul Tower bisa naik cable car dari Myeong-dong Station jalan sekitar sepuluh menit. Tiketnya 6,300 won untuk pulang pergi atau 4,800 won sekali jalan. Selain itu bisa ditempuh juga dengan naik bus di Chungmuro Station atau Dongguk University Station. Kami memutuskan untuk naik bus ke sana. Sesekali mencoba bus di kota Seoul. Selama di Seoul, kami memang lebih sering naik subway karena lebih gampang dan petunjuknya pasti ada dalam bahasa Inggris. Sementara kalau bus rata-rata pakai tulisan Hangul (katanya Smith & Luna).
06 Juni 2012 (Namsan Hanok Village, Myeongdong, Namdaemun)
Pagi! Hari ini rencananya kami akan ke Namsan Hanok Village – replika rumah-rumah kuno khas Korea. Setelah itu lanjut ke Myeongdong serta Namdaemun yang artinya mari belanja! :D. 

Yukkk mari siap-siap.Untuk sampai ke Namsan Hanok Village, kami turun di Chungmuro Station, Exit 3. Tempatnya tidak terlalu jauh dari pintu keluar subway. Kami juga sempat bertanya awalnya, dimana persis lokasinya, pada seorang bapak di pom bensin. Ketika kami baru berkata Namsan, dia sudah mengarahkan telunjuknya untuk menujukkan arah. Terima kasih.

Tidak butuh waktu lama untuk mencapai pintu gerbangnya. Saat kami ke sana, kebetulan sedang ada festival. Sepertinya festival makanan. Dan juga sepertinya akan ada pertunjukan karena banyak yang sedang menggunakan Hanbok (pakaian khas Korea). Pertunjukan baru akan dimulai jam 11-an, jadi mari berkeliling dulu.
05 Juni 2011 (Nami Island  - Gyeonggi-do)

Untuk kembali ke Kimchi Hong, tidak ada kendala karena Dragon Hill Spa sangat dekat dengan Yongsan Station. Tinggal nyebrang. Kami memutuskan untuk kembali dulu ke Kimchi Hong untuk berganti pakaian. Kami sampai di sana sekitar jam 11-an. Ganti baju, makan siang kemudian bersiap-siap ke Nami Island. Berdasarkan petunjuk Smith (ingat dia kan, staf hostel), perjalanan ke Nami sekitar 1 jam naik bus. Dia juga memberikan petunjuk dimana kami harus naik bus dan nama tempatnya dalam tulisan Hangul.

Dalam kondisi normal alias nggak musim libur,  naik bus mungkin bisa ditempuh dalam waktu satu jam. Tetapi kalau lagi musim libur bisa hampir 3 jam! Dan kami ternyata ada dalam kondisi dimana saat itu di Korea lagi libur nasional! Salah prediksi hahaha. Jadi ada baiknya kalau mau ke Korea, dicek dulu mereka liburnya kapan saja. Posisi Nami Island sudah berada di luar Seoul, tepatnya di Gyeonggi-do province.

Awalnya bus berjalan dengan lancar, tetapi lama kelamaan semakin pelan dan kemudian merambat hahaha. Tetapi untungnya macetnya nggak ribut. Nggak pusing sama suara klakson. Dan nggak saling menyerobot. Nggak ada pilihan lain, jai mari kita nikmati saja kemacetan ini.




05 Juni 2011 (Dragon Hill – Seoul)
Sekitar jam 12 malam sampailah kami di Express Bus Terminal Station. Kami sudah sampai kembali di Seoul. Yang kami cari pertama kali adalah telepon umum. Aai bicara dengan pemilik hostel yang nomor teleponnya  sudah kami catat sewaktu di Busan. Dia menyuruh kami menunggu di exit sekian (lupa hihihi). Setelah hampir 15 menit menunggu, orangnya nggak datang-datang padahal katanya tempatnya dekat.

Tunggu dulu! Ini dekat darimana? Aku bertanya, apa tidak mungkin kami salah mengerti. Karena nggak mungkin akan selama ini dia sampai di tempat kami menunggu. Dan aku rasa tempat yang kami disuruh menunggu bukan di Express Bus Terminal Station ini! Kami kemudian menanyakan ke bapak-bapak pengemudi taksi. Mereka nggak tahu alamat yang kami tuju. Karena tertulis dalam bahasa latin, bukan Hangul. Huaaa, kami mulai panik. Akhirnya memutuskan kembali ke telepon umum.




Dan! Sekarang orangnya bilang tempatnya sudah penuh. Kyaaa!!! Sepertinya dia salah orang tadi, atau memang salah pengertian diantara kami dan pemiliknya. Dan karena pedenya, kami hanya mencatat satu nomor telepon hostel. Kepanikan kami levelnya makin meningkat. Masak iya harus tidur di terminal. Aman sih kayaknya. Hanya saja, akan sangat pegal dan tidak nyaman untuk tidur. Kami sempat terpana sejenak, duduk termangu di kursi tunggu.
04 Juni 2011 (Busan – Seoul)
Pagi yang segar! Setelah tidur dengan cukup pulas semalam, pagi ini kami akan kembali ke Seoul. Pengennya sih masih ingin berlama-lama di Busan, sayangnya terkendala oleh waktu. Setelah sarapan dengan Bibimbab instan yang dibeli semalam di mini market, kami kemudian meninggalkan Marubee. Nggak sempat pamit sama pemiliknya, karena mereka masih tidur. Kami hanya meninggalkan surat kecil dan sedikit cinderamata.



Sebelum meninggalkan Busan, kami ingin kembali menikmati angin Haeundae Beach. Semoga suatu saat bisa kembali lagi. Ketika melewati stand-stand yang ada di sekitar pantai, kami dipanggil oma-oma yang lagi jaga stand. Ngobrol-ngobrol sebentar dengan beliau, nanya kami darimana, sekolah dimana hahaha *keliatan awet muda sihhh, huekkk. Oma-omanya bilang nanti siang ada acara, dan menyarankan kami untuk melihatnya. Dengan halus terpaksa kami menolak karena harus ke lokasi lain sebelum kembali ke Seoul.

03 Juni 2011 (Seoul – Busan)
Setelah sarapan dan menitipkan koper, kami bersiap-siap berangkat ke Busan. Kami menuju Gwanghwamun Plaza. Mau mencari peruntungan kalau masih bisa naik free shuttle bus ke Busan. Jadi dalam rangka Visit Korea Year 2011 – 2012, para turis disediakan free shuttle bus dari Seoul ke Busan dan juga dari Busan ke Seoul. Jadi lumayan banget bisa irit ongkos :D. Harusnya daftar dulu, tetapi karena planning kami yang berubah dari September ke Juni, ketika mendaftar semua kursi sudah penuh. Tetapi memang bisa datang langsung ke Donghwa Duty-Free Shop di Gwanghwamun tempat meeting point-nya. Bus akan berangkat jam 08.00 pagi. Sementara kalau dari Busan bus berangkat pukul 16.00 dari Lotte Hotel Busan. (Update 2013: free shuttle bus berlaku sampai 31 Desember 2012. Sekarang yang ada K-Shuttle Bus bisa dilihat infonya dihttp://www.k-shuttle.com).

Ketika kami sampai di depan Donghwa Duty-Free Shop waktu menunjukkan pukul 08.10 hihihi, so bus sudah jalan dong. Secara ini Korea jadi on time. Nggak jadi masalah sih, soalnya kami memang berniat cari peruntungan saja. So kami balik lagi ke stasiun subway. Dari Gwanghwamun Station kami menuju Express Bus Terminal Station line 3, 7 dan 9.



Karena jam kerja tuh stasiun subway rame banget. Sempat kaget dengan orang yang datang seperti mau menyerbu hahaha. Gila mereka jalannya cepat banget. Jadi saking ramenya, jalur tangga untuk turun dikasih tali jadi separoh dipakai untuk mereka yang naik tangga. Salut buat mbak-mbak yang pake high heels deh. Segitu banyak tangga dan jalannya panjang. Kalau aku sudah nyeker kali, tenteng sepatu hahaha. Jadi baru ngerti deh kenapa di jalanan mobil pribadi nggak terlalu banyak. Bapak-bapak berdasi dan ibu-ibu yang eksekutif muda saja naik subway. Aman dan nyaman sih. Jalanan mungkin ada macet-macetnya jugalah ya, tetapi kalau sekilas aku perhatiin nggak ruwet gitu. Karena nggak tiap hari di sana juga kali ya :D

Menatap batas cakrawala

Mencoba singkap rahasia


Menanti dibatas asa


Mencoba menepis lara



Menahan perih di dada

Mencoba tidak terluka


Menangis disela tawa


Mencoba menahan rasa


Kemping? Muncul dipikiran yang ribet-ribet pasti. Musti bawa-bawa tenda, masang tenda, mandinya di sungai, panggilan alam juga di sungai. Trus makannya musti nyalain api, masak mie instant sebagai makanan standar. Dalam hitungan satu, dua, tiga, lupakannn itu! Sudah bukan jamannya ribet-ribet. Kecuali bagi para pecinta alam ya, mereka kan emang bakatnya sudah terlatih bersahabat dengan alam :).

Kemping ala bintang lima, begitu slogannya. Ketika cek ke webnya terlihat memang menarik. Photo-photonya bagus. Tapi namanya marketing ya, yang disajikan bisa saja yang bagus-bagus, nggak mungkin kasih lihat yang jelek-jelek. Akhirnya cari referensi lain, di blog-blog atau web yang pernah nulis tentang tempat ini, rata-rata memang bilang keren dan bagus. Photo-photonya juga bagus.


Setelah menemukan waktu yang tepat, dengan beberapa orang kantor dan keluarga mereka, tanggal 22 dan 23 Desember 2012 kami menyambangi RAKATA TANAKITA CAMPSITE. Berhubung lagi long weekend, perjalanan ke sana memakan waktu hampir tujuh jam. Tepatnya enam jam, karena sempat berhenti untuk istirahat sekitar satu  jam.

Untuk mencapai tempat ini, sepertinya bisa naik mobil sendiri atau mobil sewaan. Jangan mobil curian ya :D. Kalau naik angkutan umum bisa juga naik bus ke Sukabumi, kemudian naik angkot ke Cisaat. Di Cisaat turun di Polsek Cisaat, setelah itu tanya deh sama polisinya angkutan ke Situ Gunung (Rakata Tanakita Campsite) hihihi. Ada angkot ke arah Situ Gunung, tapi sepertinya tidak sampai masuk area perkemahan. Harus bayar lebih mungkin kalau mau diantarkan ke area perkemahan. Ke Sukabuminya naik dari mana? Ya bisa dari Bandung, Bogor, Jakarta, bahkan dari Aceh atau Papua :p. Masuk kawasan Perhutani mobil dan orangnya bayar ya.

Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, bagi yang nyupir apalagi hihihi, terbayar dengan tempat yang kerennnnn dan bersihhhhhhh. Asli, aku nggak dibayar satu sen pun sama pihak Rakata. Itu yang terlihat pertama kali menginjakkan kaki di Situ Gunung. Belum lagi disajikan pemandangan yang menakjubkan. Indonesia memang indah kawan. Mengutip kata seorang teman “menghargai keindahan Sang Pencipta itu terkadang dengan cara yang sederhana”.

Selang beberapa jam kedatangan kita, hujan turun dengan derasnya. Salahnya kita datang saat musim hujan hehehe. Untung bagian dalam tenda sangat nyaman. Karena kita datang 10 orang pas lima cowok dan lima cewek, jadi kita bagi tenda per-gender. Di dalam bagian tenda juga ada sekat-sekatnya. Maksimal satu tenda itu untuk 8 orang. Ada kasur dan sleeping bag untuk setiap orang. Diantara tenda-tenda juga tersedia Mushala.

Saat datang pertama kali sudah inspeksi ke toiletnya, bersihhh. Dan juga ada air panasnya, hanya saja toilet bagian bawah sering ga kebagian deh, soalnya pas aku dua kali mandi pakai ai dingin. Brrrr dingin banget, tapi seger setelah itu. Memang sudah dijelaskan saat kita datang, kalau air panasnya gantian atau gimana gitu (nggak menyimak dengan jelas :)). Tapi toilet bagian atas selalu tersedia air panasnya. Selain kekurangan itu, semua oke. Dan yang terpenting bersih.

Setelah hujan berhenti kita ditawarkan oleh pemandu untuk jalan ke danau. Lupa nama danaunya. Ketika lagi siap-siap, rintik hujan turun. Mereka sudah siap sedia lho, menyediakan mantel hujan plastik. Jika kita tetap jalan ya lajut, kalau nggak ya itu pilihan sendiri. Jalan ke danaunya berbatu-batu dan lumayan licin karena hujan. Sekitar lima belas menit jalan dari perkemahan. Walaupun hujan, pemandangan di danau lumayan bagus. Ada perahu dayung untuk mengitari danau. Rp 7.000 per orang. Serem buat aku yang nggak bisa berenang hahaha. Tapi mereka menyediakan pelampung. Jangan panik kalau tiba-tiba jatuh ke dalam danau, begitu wanti-wanti pemandu kita. Amit-amit.

Dari danau kita dipersilahkan istirahat. Untuk persiapan makan malam dan kegiatan malam hari. Oh ya, untuk teh dan kopi tersedia 24 jam. Saat kita datang juga ada pisang goreng sebagai snack, tau deh tuh buat kita atau grup yang udah datang duluan hahaha.

Makan malamnya ala prasmanan. Lauknya enak, ada sop juga. Makanannya enak-enak. Karena lapar atau dingin ya? Hahaha. Nggak kok, beneran enak. Sebelum makan ada beberapa orang yang main gitar dan nyanyi. Jadi pas makan, ya nggak jauh beda di kafe-kafe yang ada live musicnya, bedanya ini tempatnya di alam terbuka. Dingin-dingin, makanan enak, ada yang nyanyi lagu era 80 dan 90-an, mantap deh hahaha.

Selesai makan malam kita duduk dekat api unggun. Berhubung masih hujan rintik-rintik api unggunnya di bawah tenda besar, trus diatas semacam penggorengan besar. Acara musiknya berlanjut. Mereka juga bisa kok lagu-lagu jaman sekarang :D. Jadi don’t worry be happy. Yang main musik makin semangat lihat begitu antusiasnya kelompok kita bernyanyi hahaha. Nggak beberapa lama, di belakang kita sudah tersedia pisang bakar keju dan coklat. Dan anak-anak kelompok lain yang tadinya ikut duduk-duduk sama kita tiba-tiba berlari ke arahhhh mas-mas yang lagi memanggang jagung bakar! Perfecto! Enak janggung bakarnya, manis. Lezatos pokoknya.

Waktunya istirahat! Kasian juga sama yang main gitar hihihi. Malam ini menyenangkan dan mengenyangkan :D. Manptapsss.

Pagi-pagi terbangun sama suara bapak-bapak yang lagi bangunin anaknya buat shalat subuh. Untung anaknya hanya tiga, kebanyang kalau anaknya sepuluh berapa lama banguninnya hihihi. Tidurnya lumayan hangat dengan sleeping bag, dingin banget cuacanya pas malam. Tidur juga yang terlihat hanya mata.

Sarapan pagi dimulai jam 06.30. Makanannya juga mantap. Selain ada nasi goreng dan lauk pauk. Tersedia juga omelet dan pancake. Huaaaa beneran mantap-mantap. Awalnya kita mikir nih, yang masak pasti ibu-ibu, tapi yang terlihat di dapur cuma mas-mas lho hihihi. Sembari menunggu kegiatan beriktunya setelah sarapan, terjawab sudah megapa perkemahan ini terlihat bersih. Ada dua ibu-ibu yang lagi bersih-bersih dan menyapu.

Trekking ke air terjun! Yang ikut hanya empat orang dari kita. Perjalanannya sekitar 45 menit pergi dan 45 menit pulang. Jauh juga ya. Cukup melelahkan, apalagi bagi yang tidak terbiasa berolahraga seperti aku hahaha. Jalanannya mendaki menurun mendaki, samping kanan jurang :D. Jadi disarankan memakai sepatu yang nyaman dan membawa minum. Kalau lupa bawa minum ada yang jualan di tengah-tengah perjalanan. Di atas gunung.

Di area air terjun, yang namanya Curug Sawer, lebih banyak lagi yang jualan. Minuman, makanan, mulai gorengan sampai bakso. Ada juga yang jualan pernak pernik yang harganya mulai Rp 5.000. Tinggi air terjunnya sekitar 25 sd 30 meter kali ya. Airnya dinginnnn. Lumayan menghilangkan penat habis mendaki dan menurun :D. Untuk yang tidak ikut dalam perkemahan Rakata, harus bayar tiket masuk air terjun Rp 3.000.

Saat kembali ke perkemahan ada jalur lain yang bisa ditempuh dan bisa naik ojek, dengan perjalanan juga sekitar satu jam. Harganya Rp 25.000. Tetapi kami memutuskan kembali lewat jalan ketika kami datang. Serem aja naik turun gunung pakai ojek. Musti lewat hutan pula.

Sesampai di perkemahan, kita bisa ikutan permainan  flying fox, free satu kali bagi penghuni Rakata. Kalau mau nambah bayar Rp 25.000 per-orang. Kemudian juga ada permainan rintangan bayarnya Rp 50.000 per-orang (kalau nggak salah ya J). Selain itu juga ada permainan air di sungai, tubbing (arung jeram dengan ban) dengan harga Rp 150.000 per-orang, sekitar 45 menit.

Kemudian siap-siap untuk check out, sebelumnya kita disuguhi singkong goreng yang renyah banget setelah trekking dari air terjun. Enak lho, belum pernah nemu yang seenak itu kayaknya hahaha. Kita juga makan siang dulu sebelum bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Tetap lezatosss.

Kemping itu ribet? Nggak lagi deh :D



RAKATA TANAKITA CAMPSITE  - Situ Gunung


Harga : Rp 450.000 per orang per malam (kecuali anak dibawah 3 tahun)

Contact Person : Mas Piping (mobile: 081311135064, office :021 7200469/7243252, email: piping.rakata@gmail.com atau info@rakata.co.id)

Hahaha sumpah aku nggak dititipin pesan buat nulis info dan contact person ini :p, sekedar membantu promosi ajah. Free hahaha.


Have fun!




Dee




Kiamat? Bukan :p, siapa yang bisa prediksi kapan datangnya coba. Kiamat di blog ini mungkin iya. Gila ya yang punya blog, nulisnya di awal tahun sama akhir tahun doang hahaha. Sadar-sadar oiiii! Bakat kalau nggak diasah lama-lama jadi basi *pentung diri sendiri*

Oke, saatnya cek resolusi tahun ini. Siap-siap pecut diri sendiri :D


  1. Naik haji, sekalian sama ortu. Target lima atau tujuh tahun lagi. Lebih cepat lebih baik. Daftar saja belum hehehe.  Bukan tahun ini

  2. Menambah hafalan ayat pendek. Masak shalat ayatnya itu-itu saja hihihi. Target secepatnya, kapan? Ya sebulan nambah satu minimal satu ayat. Tutup muka, huaaaa belum terlaksana 

  3. Puasa Senin Kamis secara rutin. Target dalam sebulan minimal satu kali Senin dan Kamis. Tutup muka, huaaaa belum terlaksana juga