Winter Sonata, Love Story (Day 4 - Korea 2011)

05 Juni 2011 (Nami Island  - Gyeonggi-do)

Untuk kembali ke Kimchi Hong, tidak ada kendala karena Dragon Hill Spa sangat dekat dengan Yongsan Station. Tinggal nyebrang. Kami memutuskan untuk kembali dulu ke Kimchi Hong untuk berganti pakaian. Kami sampai di sana sekitar jam 11-an. Ganti baju, makan siang kemudian bersiap-siap ke Nami Island. Berdasarkan petunjuk Smith (ingat dia kan, staf hostel), perjalanan ke Nami sekitar 1 jam naik bus. Dia juga memberikan petunjuk dimana kami harus naik bus dan nama tempatnya dalam tulisan Hangul.

Dalam kondisi normal alias nggak musim libur,  naik bus mungkin bisa ditempuh dalam waktu satu jam. Tetapi kalau lagi musim libur bisa hampir 3 jam! Dan kami ternyata ada dalam kondisi dimana saat itu di Korea lagi libur nasional! Salah prediksi hahaha. Jadi ada baiknya kalau mau ke Korea, dicek dulu mereka liburnya kapan saja. Posisi Nami Island sudah berada di luar Seoul, tepatnya di Gyeonggi-do province.

Awalnya bus berjalan dengan lancar, tetapi lama kelamaan semakin pelan dan kemudian merambat hahaha. Tetapi untungnya macetnya nggak ribut. Nggak pusing sama suara klakson. Dan nggak saling menyerobot. Nggak ada pilihan lain, jai mari kita nikmati saja kemacetan ini.




Oh ya, tadi sewaktu kami di terminal, menunggu bus menuju Nami, berkenalan dengan orang Malaysia, Daniel namanya. Dia ke Korea bersama orang tuanya. Jadinya kami barengan sama mereka ke sana. Lumayan semakin banyak teman perjalanannya.

Sekitar jam 3-an sampailah kami di Gapyeong Bus Terminal. Harusnya dari terminal ini kami bisa naik taksi. Tetapi berhubung macet, taksinya pada menolak. Akhirnya terpaksa menunggu bus menuju Nami Island. Lumayan lama juga nunggunya. Karena macet dan padat banget tuh jalanan.

Akhirnya setelah menunggu beberapa menit, busnya datang juga. Sampai juga di Republic Namira. Huaaa ramenya. Untuk menuju ke Nami, kami akan naik ferry sekitar 5 menit. Tiket masuk ke Nami per-orang 8,000 won (sekitar Rp 69.600,-), sudah termasuk tiket ferry.

Pulau ini sangat terkenal karena drama Winter Sonata. Aku sendiri malah belum pernah menonton dramanya. Mungkin karena itu kurang mengena di hati hahaha. Tetapi cara-cara mereka menjual tempat-tempat wisata di dalam drama-drama terbukti sangat ampuh. Banyak tempat-tempat wisata yang yang dikunjungi turis setelah mereka melihat drama-drama Korea. Seperti Jeju Island, N-Seoul Tower, Nami Island  dll.

Yang bikin kaget ketika kami datang, orang-orang sudah antri. Bukan antri naik ferry ke pulau. Tetapi lagi antri di pulau untuk kembali. Panjanggg banget hahaha! Padahal kami baru saja masuk pulau. Jangan dipikirkan dulu, nikmati dulu suasana dan bernarsis ria. Bagusnya ini pulau benar-benar ditata. Untuk mengingatkan penontonnya tentang Winter Sonata semua lengkap di peta. Seperti, dimana pemeran utamanya ciuman pertama kali, terus patung mereka, jembatan, galeri photonya dan juga tentu saja toko yang menjual pernak pernik tentang Winter Sonata.

Pohon-pohonnya tertata rapi. Mereka waktu menanam pohonnya, ngukur jaraknya kali ya hihihi. Kebayang kalau musim gugur apalagi musim dingin pasti tempat ini akan semakin indah dan romantis. Dan akan semakin romantis kalau jalannya bareng pasangan huahahaha *gigit pohon.

Di pulau ini selain tentang Winter Sonata, juga ada museum, restoran, food court, kafe, villa, guesthouse, hotel, toko souvernir, tempat penyewaan sepeda dll. Jadi ibaratnya sebuah negara kecil, semua ada. Kecuali sekolah hahaha. Bahkan di sini juga tersedia mushala kecil buat shalat. Tahun 2011, belum sempat masuk dan melihat mushalanya kayak apa. Bagi yang nggak mau capek-capek jalan kaki keliling, pilihannya bisa naik sepeda atau electronic car tour. Bagi yang ingin mencoba uji nyali juga ada menara buat buggee jumping dan flying fox. Menara ini berada dekat parkiran sebelum menyeberang ke Nami Island.

Kami dan keluarga Daniel, tetap jalan barengan. Setelah berphoto-photo dan berjalan-jalan sebentar mengitari Nami, kami memutuskan kembali ke Seoul, karena melihat panjangnya antrian. Kapan kelarnya coba hahaha. Sempat mikir sih, sebanyak ini orang, apa nggak bikin pulau buatan ini tenggelam ya hahaha, ngawurrr.

Untung kami jalan sama keluarga Daniel, sebegitu panjang antrian, kami bisa cepat sampai depan alias nyela *nyelak kok bangga. Nggak enak juga sih, tetapi mama Daniel bilang ayo-ayo, ya kami ikutin. Kirain ayo-nya nyari Daniel ama bokapnya yang lagi ke toilet. Iya awalnya nyari mereka, kemudian setelah ketemu, berdiri dibarisan depan hahaha. Nggak berani lihat belakang, takut dilempar sepatu :D. Jangan ditiru ya!

Setelah menyeberang, yang menjadi masalah adalah bagaimana kami ke terminal? Saat itu menunggu bus akan sangat lama. Setelah tanya-tanya ternyata kalau jalan ke Gapyeong Station lebih dekat dan cepat. Lumayan setengah jam lebih jalan hahaha. Dan ternyata ke Nami bisa dan lebih enaknya naik subway! Hahaha Smith, dikau menyesatkan kami. Kalau naik subway pasti nggak akan macet hihihi. Tetapi sudah berlalu ya nggak usah disesali apalagi ditangisi :p.

Jalan menuju Gapyeong Station luamayan seru dan nggak berasa *enak aja kata kaki :D, karena yang jalan banyak. Ya, anggaplah lagi jalan-jalan sore menjelang malam. Perjalanan dari Gapyeong Station ke Hongik Station sekitar 1 jam lebih. Kami berpisah dengan keluarga Daniel di salah satu station. Semoga jumpa lagi!

Hari ini cukup melelahkan. Kenapa cerita tentang Nami sedikit? Pertama, aku juga nggak tahu tentang Winter Sonata, kemudian kita datangnya sudah telat banget jadi nggak banyak yang ditelusuri. Lebih lama perjalannya! Hahaha. Kesan tentang Nami Island adalah memang orang Korea sangat pintar dan kreatif mengelola tempat wisata yang biasa menjadi luar biasa.


Selamat malam! Mari tidur dan istirahat! *tarik selimut.


 Dee






0 komentar:

Posting Komentar