Lost, Naked, and Pray - Beda Itu Indah (Day 4 - Korea 2011)

05 Juni 2011 (Dragon Hill – Seoul)
Sekitar jam 12 malam sampailah kami di Express Bus Terminal Station. Kami sudah sampai kembali di Seoul. Yang kami cari pertama kali adalah telepon umum. Aai bicara dengan pemilik hostel yang nomor teleponnya  sudah kami catat sewaktu di Busan. Dia menyuruh kami menunggu di exit sekian (lupa hihihi). Setelah hampir 15 menit menunggu, orangnya nggak datang-datang padahal katanya tempatnya dekat.

Tunggu dulu! Ini dekat darimana? Aku bertanya, apa tidak mungkin kami salah mengerti. Karena nggak mungkin akan selama ini dia sampai di tempat kami menunggu. Dan aku rasa tempat yang kami disuruh menunggu bukan di Express Bus Terminal Station ini! Kami kemudian menanyakan ke bapak-bapak pengemudi taksi. Mereka nggak tahu alamat yang kami tuju. Karena tertulis dalam bahasa latin, bukan Hangul. Huaaa, kami mulai panik. Akhirnya memutuskan kembali ke telepon umum.




Dan! Sekarang orangnya bilang tempatnya sudah penuh. Kyaaa!!! Sepertinya dia salah orang tadi, atau memang salah pengertian diantara kami dan pemiliknya. Dan karena pedenya, kami hanya mencatat satu nomor telepon hostel. Kepanikan kami levelnya makin meningkat. Masak iya harus tidur di terminal. Aman sih kayaknya. Hanya saja, akan sangat pegal dan tidak nyaman untuk tidur. Kami sempat terpana sejenak, duduk termangu di kursi tunggu.

Jimjilbang! Tempat pemandian air panas atau spa khas Korea. Itulah yang terfikirkan oleh kami. Sebelumnya ketika kami akan berangkat ke Busan, sempat terpikir kami akan menginap di sana. Dan sewaktu mencari info tentang hostel di warnet di Busan, kami juga mencari info tentang jimjilbang. Akhirnya kami sepakat untuk menginap di jimjilbang. Permasalahannya, apakah sopir taksi akan mengerti ketika kami menyebutkan namanya. Mari mencoba peruntungan!

Ketika keluar dari terminal, ada bapak-bapak yang menawarkan taksi. Kami menanyakan jimjilbang yang kami maksud. Untungnya dia mengerti. Dia tahu jimjilbang yang terdekat. Dia meminta harga 20,000 won (sekitar Rp 174.000,-). Mahal ya. Memang kalau malam harga taksi lebih mahal, mereka juga nggak pakai argo. Dan kami juga sudah tidak terpikirkan untuk tawar menawar lagi. Lagian sudah pengen cepat-cepat istirahat dan tidur.

Ternyata harga taksinya memang mahal, tempatnya cukup dekat nggak sampai setengah jam deh hahaha. Tapi ya memang resiko, akibat kami nggak nyari penginapan dari awal hahaha. Lagian memang butuh, subway juga sudah tidak ada jam 12-an. Paling akhir subway jadwalnya sampai pukul 23.30 (kalau nggak salah nih hihihi). Jimjilbang ini sangat dekat dengan Yongsan Station.

Dragon Hill Spa. Wuihhh serem namanya jimjilbang-nya. Kami membayar per-orangnya 12,000 won (sekitar Rp 104.400). Dikasih kunci loker dan baju seragam serta dua handuk kecil. Pernah lihat drama Korea? Jadi bisa membayangkan baju seragamnya, kalau belum pernah nonton dramanya, nonton dulu deh hahaha.

Setelah memasukkan sepatu ke loker khusus sepatu, kami kemudian masuk ke tempat khusus wanita. Jadi tempatnya itu ada yang terpisah wanita dan pria. Ada juga ruangan yang nyampur. Berhubung datangnya sudah dini hari, jadi nggak sempat inspeksi ke semua ruangan. Buat yang tertarik silahkan lihat linknya di sini.

Kyakkk! Kaget ketika masuk ke dalam. Karena rame? Bukan karena ramenya yang bikin kaget, banyak yang seliweran dengan cueknya, sorry naked. Huaaa! Kami awalnya malah salah tingkah sendiri hahaha. Pernah membaca bahwa peraturan di jimjilbang itu yang terpenting adalah jangan melihat ke bagian terlarang secara terang-terangan alias melototi. Kalau lirik-lirik boleh dong? Hahaha. Kami langsung nyari loker dan berganti pakaian. Mau bersih-bersih dulu dan shalat. Heh? Mau shalat dimana ini?

Kami memutuskan shalat di pinggir lorong. Lorong ini penghubung tempat mandi dan tempat istirahat. Sebenarnya ya pilihan tempat yang salah sih, mungkin waktu itu kami sudah terlalu capek dan mengantuk jadi nggak berpikir panjang lagi. Harusnya shalatnya dekat loker saja yang relatif lebih sepi. Jadi bisa dibayangkan, kami shalat diantara orang-orang yang bersiliweran, ada yang pake baju seragam dan tentu saja naked! Pengalaman yang tidak akan terlupakan hahaha. Untungnya mereka juga nggak usil, kami hanya dilirik-lirik. Beda itu indah! Sayang nggak boleh photo-photo huahahaha.

Saatnya istirahat, kami mencari ruangan untuk tidur. Meski bayar, tidurnya di lantai tanpa alas hahaha. Bantalnya pun yang kotak keras. Pernah lihatkan bantal yang sering dipakai orang-orang tua Korea atau Jepang? Posisi tidur pun musti nyari yang enak dan nyaman, karena salah-salah bisa jadi kepala ketendang atau menendang kepala orang hihihi. Karena kelelahan akhirnya tertidur juga.

Ketika bangun pagi, badan lumayan pegal hahaha. Ketika shalat Subuh, kami sudah sadar dari kantuk, shalatnya dekat loker hihihi. Tetapi karena masih terlalu pagi, jadi pada masih banyak yang tidur juga. Nggak akan jadi masalah juga shalat dimanapun.

Mari kami mandi! Masalah datang lagi, mandinya kan nggak boleh pakai baju. Hahaha jadilah kami mencari posisi paling pojok. Ketika mau berendam di kolam air panas nekat nih tetap pake CD *jangan bayangin ya :P. Sambil megang-megang handuk nutupin bagian atas. Selesai berendam, duduk-duduk lah dengan sok manis di pinggir kolamnya. Tiba-tiba!

“NO PENTY! NO PENTY!”

Ada oma-oma yang teriak ke kami suruh buka CD (panties), dia nggak marah sih. Tapi suaranya kenceng banget, bikin kaget hahaha. Untung kami sudah selesai berendam. Maaf deh Oma, kami juga udah selesai ini hahaha. Kalau yang lain, sewaktu mau mandi, buka baju trus masukin ke tempat baju kotor yang disediakan dekat loker atau di depan pintu masuk ruangan mandi, lalu dengan cuek mandi atau berendam. Kalau kami, bajunya tetap dibawa-bawa hahaha. Nggak sanggup deh jalan-jalan dengan handuk mini dua biji menuju loker  hahaha.

Sepertinya kami mendapatkan pengalaman baru dan unik dengan tidak mem-booking hostel terlebih dahulu. Bukan pengalaman melihat yang naked-naked ya :P. Pengalaman bahwa dunia itu benar-benar beragam. Ini baru satu negara, gimana dengan keragaman negara-negara lain. Jangankan negara, Indonesia tercinta sudah sangat beragam. Jika keragaman itu membuat kita bisa saling menghargai dan menghormati, semua akan menjadi indah dan damai!

Saatnya bersiap-siap menuju Kimchi Hong Hostel. Ganti baju, kemudian melanjutkan perjalanan ke Nami Island. Pulaunya Winter Sonata! Kaja!


 Dee

4 komentar:

  1. Balasan
    1. Helo, nggak di sana ada ruangan khusus cewek :)

      Hapus
  2. kak dee, kan seragamnya serba pendek tuh, sedangkan ruang tidur dicampur; kita yang berhijab gmn ya? aku mau coba nginep disana tp masih mikir gmn ngatasin seragamnya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Cha-chan, tempat tidurnya ada yang khusus cewek dan cowok dan ada yg campur. Jadi pas masuk juga langsung ke ruangan khusus cewek kok :)

      Hapus